PENULISAN GELAR AKADEMIK
Muka Belakang (?)
Ulasan dalam artikel ini sengaja kami turunkan berkaitan dengan pertanyaan seorang guru perihal penulisan nama dan gelar akademik seorang pakar linguistik yang dimuat pada harian umum Pos Kupang edisi Senin, 26 Oktober 2010 hlm.4. Tertulis pada koran itu: Prof.Stephanus Djawanai,Drs,MA,PhD. Kita sebagai pembaca, tentu tidak bisa memastikan apakah penulisan nama dan gelar itu sesuai dengan aslinya (artinya yang ditulis Stephanus Djawanai) ataukah telah mengalami perubahan ketika tulisan Opini itu dipublikasikan media Pos Kupang. Jika kita mempertimbangkan latar belakang kepakaran Stephanus Djawanai pada bidang linguistik, maka (kalau tulisan itu salah) kemungkinan karena kealpaan Pos Kupang terkait pedoman penulisan nama dan gelar akademik seseorang.
Persoalan yang muncul pada sistem penulisan di atas berkaitan dengan letak atau posisi gelar itu apakah mendahului nama atau mengikuti nama orang. Dalam kasus di atas ada gelar yang ditempatkan mendahului nama (di depan) dan ada yang mengikuti nama (di belakang). Juga bermasalah terkait penggunaan tanda baca koma (,) yang harus dibandingkan dengan merujuk pada sistem yang direkomendasikan dalam buku pedoman EYD bahasa Indonesia. Juga ada pertanyaaan mengapa gelar doktorandus (Drs.) ditempatkan di belakang.
Gelar tertinggi yang dicapai seseorang terkait kompetensi profesi adalah gelar profesor yang ditulis secara singkat menjadi Prof. Sementara, gelar akademik tertinggi adalah S-3 (doktor). Dua gelar tertinggi ini lazimnya ditempatkan mendahului (di depan) nama penyandangnya, sedangkan gelar akademik lain yang lebih rendah ditempat mengikuti (di belakang) nama penyandangnya. Dalam kasus nama Stephanus Djawanai gelar tertinggi profesi adalah profesor sedangkan gelar Drs., M.A., dan Ph.D. gelar akademik yang rendah tingkatannya sehingga dibenarkan jika ditempatkan di belakang namanya. Seandainya Pak Stephanus itu bergelar akademik doktor maka gelar itu ditulis mengikuti gelar profesor. Jelaslah bagi kita bentuk tulisan yang benar untuk kasus di atas adalah: Prof. Stephanus Djawanai, Drs., M.A., Ph.D.
Hal seperti ini tampaknya sederhana dan sepele. Kendati hanya persoalan sederhana dan sepele, tetapi kebanyakan orang tidak memahami penulisan gelar yang benar. Penulisan gelar sejatinya tidaklah sesulit yang dibayangkan, tetapi juga tidak segampang yang sering dilakukan oleh kebanyakan orang. Untuk dapat menentukan kepastian kesalahan dan kebenaran penulisan di atas baiklah kita membaca ulasan berikut secara lebih luas dan memadai.
Berdasarkan aturan kebahasaan, penulisan gelar termasuk kategori pemahaman tentang singkatan. Singkatan adalah kependekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik dilafalkan huruf demi huruf maupun dilafalkan sesuai dengan bentuk lengkapnya. Selain itu, dalam buku pedoman umum ejaan yang disempurnakan (EYD), penulisan gelar juga secara intens disinggung, bahkan disertai beberapa contoh penulisan yang benar. Namun demikian, masyarakat masih saja banyak yang belum memahami dengan baik teknik penulisan gelar yang benar. Sekarang, marilah kita analisis tentang penulisan gelar ini, agar kita tidak lagi menemui kesulitan di kemudian hari.
Jika dianalisis kata per kata, penulisan gelar dapat dinalar melalui teori singkatan. Sebagai misal, penulisan gelar sarjana pendidikan, yang ditulis benar, Sarjana Pendidikan (S.Pd.), dan ditulis di belakang nama penyandang gelar. Huruf “S“ pada kata sarjana, ditulis dengan huruf besar dan diakhiri dengan tanda titik, merupakan satu kata. Kemudian, huruf “P” ditulis dengan huruf besar, tetapi huruf “D” ditulis dengan huruf kecil dan diakhiri dengan tanda titik. Huruf “D” ditulis dengan huruf kecil karena posisinya sebagai bagian dari rangkaian satu kata dengan huruf “P” yang kepanjangannya kata “pendidikan”. Demikian pula singkatan-singkatan gelar lain yang sejenis dengan contoh tersebut, juga akan mengalami proses kebahasaan yang sama.
Lain halnya dengan singkatan pada gelar yang tanpa menyertakan huruf peluncur sebagai bagian dari rangkaian satu kata. Sebagai misal, penulisan gelar sarjana hukum, sarjana ekonomi, dan sarjana pertanian. Jika disingkat, ketiga contoh gelar tersebut hanya terdiri dari huruf awal, dan tanpa menyertakan huruf peluncur yang merupakan bagian dari rangkaian kata, maka penulisannya pun terdiri atas huruf per huruf serta masing-masing ditandai dengan tanda baca titik. Dengan demikian, penulisan gelar sarjana hukum, ditulis di belakang nama penyandang gelar dengan singkatan: S.H., sarjana ekonomi ditulis S.E., dan sarjana pertanian ditulis S.P.. Penulisan-penulisan gelar lain yang sejenis dengan contoh tersebut, dan yang hanya terdiri dari dua huruf atau lebih tanpa disertai dengan huruf peluncur sebagai bagian dari rangkaian kata, harus mengikuti pola penulisan tersebut.
Berikut ini contoh-contoh penulisan gelar yang benar.
Gelar Sarjana
S.Ag. (Sarjana Agama)
S.Pd. (Sarjana Pendidikan)
S.Si. (Sarjana Sains)
S.Psi. (Sarjana Psikologi)
S.Hum. (Sarjana Humaniora)
S.Kom. (Sarjana Komputer)
S.Sn. (Sarjana Seni)
S.Pt. (Sarjana Peternakan)
S.Ked. (Sarjana Kedokteran)
S.Th.I. (Sarjana Theologi Islam)
S.Kes. (Sarjana Kesehatan)
S.Sos. (Sarjana Sosial)
S.Kar. (Sarjana Karawitan)
S.Fil. (Sarjana Filsafat)
S.T. (Sarjana Teknik)
S.P. (Sarjana Pertanian)
S.S. (Sarjana Sastra)
S.H. (Sarjana Hukum)
S.E. (Sarjana Ekonomi)
S.Th.K. (Sarjana Theologi Kristen)
S.I.P. (Sarjana Ilmu Politik)
S.K.M. (Sarjana Kesehatan Masyarakat)
S.H.I. (Sarjana Hukum Islam)
S.Sos.I. (Sarjana Sosial Islam)
S.Fil.I. (Sarjana Filsafat Islam)
S.Pd.I. (Sarjana Pendidikan Islam), dsb.
Gelar Sarjana Muda Luar Negeri
B.A. (Bechelor of Arts)
B.Sc. (Bechelor of Science)
B.Ag. (Bechelor of Agriculture)
B.E. (Bechelor of Education)
B.D. (Bechleor of Divinity)
B.Litt. (Bechelor of Literature)
B.M. (Bechelor of Medicine)
B.Arch. (Bechelor of Architrcture), dsb.
|
Gelar Magister
M.Ag. (Magister Agama)
M.Pd. (Magister Pendidikan)
M.Si. (Magister Sains)
M.Psi. (Magister Psikologi)
M.Hum. (Magister Humaniora)
M.Kom. (Magister Komputer)
M.Sn. (Magister Seni)
M.T. (Magister Teknik)
M.H. (Magister Hukum)
M.M. (Magister Manajemen)
M.Kes. (Magister Kesehatan)
M.P. (Magister Pertanian)
M.Fil. (Magister Filsafat)
M.E. (Magister Ekonomi)
M.H.I. (Magister Hukum Islam)
M.Fil.I. (Magister Filsafat Islam)
M.E.I. (Magister Ekonomi Islam)
M.Pd.I. (Magister Pendidikan Islam), dsb.
S.Th.K. (Sarjana Theologi Kristen)
Gelar Master Luar Negeri
M.A. (Master of Arts)
M.Sc. (Master of Science)
M.Ed. (Master of Education)
M.Litt. (Master of Literature)
M.Lib. (Master of Library)
M.Arch. (Master of Architecture)
M.Mus. (Master of Music)
M.Nurs. (Master of Nursing)
M.Th. (Master of Theology)
M.Eng. (Master of Engineering)
M.B.A. (Master of Business Administration)
M.F. (Master of Forestry)
M.F.A. (Master of Fine Arts)
M.R.E. (Master of Religious Ediucation)
M.S. (Mater of Science)
M.P.H. (Master of Public Health), dsb.
|
Gelar Doktor Dalam Negeri
Penulisan gelar doktor dalam negeri pun sering tidak dipahami dengan benar oleh kebanyakan orang, padahal jika kita mampu menganalisis, tidaklah sulit untuk dapat menemukan jawabannya.
Penulisan gelar doktor dalam negeri sama dengan penulisan gelar-gelar yang lain. Karena huruf “D” dan “R” merupakan rangkaian satu kata, maka penulisan gelar doktor yang benar adalah: Dr. (Doktor), dan ditulis di depan nama penyandang gelar. Huruf “D” ditulis dengan huruf besar, dan huruf “R” ditulis dengan huruf kecil, dan diakhiri dengan tanda titik pula.
Selain itu, di Indonesia juga diberlakukan sebutan profesional untuk program diploma. Aturan dan sistem penulisan sebutan profesional dalam negeri untuk program diploma ditulis di belakang nama penyandang sebutan profesional tersebut. Perhatikan beberapa sebutan profesional program diploma dalam negeri sebagai berikut.
Program diploma satu (D1) sebutan profesional ahli pratama, disingkat (A.P.);
Program diploma dua (D2) sebutan profesional ahli muda, disingkat (A.Ma.);
Program diploma tiga (D3) sebutan profesional ahli madya, disingkat (A.Md.); dan
Program diploma empat (D4) sebutan profesional ahli, disingkat (A.).
Akhir-akhir ini sebutan profesional untuk program diploma, sebagaimana yang tertera itu, cenderung diikuti oleh ilmu keahlian yang dimiliki. Sebagai misal, sebutan profesional untuk ahli muda kependidikan disingkat A.Ma.Pd., ahli madya keperawatan disingkat A.Md.Per., ahli madya kesehatan disingkat A.Md.Kes., ahli madya kebidanan disingkat A.Md.Bid., dan ahli madya pariwisata disingkat A.Md.Par.
Selanjutnya, banyak orang bertanya-tanya tentang beberapa gelar doktor luar negeri yang tidak mereka pahami maksudnya, juga tidak mereka ketahui cara penulisannya, sehingga banyak di antara mereka hanya dapat memperkirakan maksud, dan demikian pula cara penulisannya. Karena berdasarkan perkiraan belaka, maka banyak di antara mereka salah menebak maksud serta cara penulisannya.
Penulisan gelar doktor, master, dan sarjana muda dari luar negeri, ditulis di belakang nama penyandang gelar. Sebagaimana penulisan gelar-gelar dalam negeri, penulisan gelar dari luar negeri pun sama. Untuk dapat memahami penulisan yang benar, kita perlu menganalisis kata per kata sebagaimana cara menganalisis kata per kata pada penulisan gelar dalam negeri. Sebagai misal, gelar doctor of philosophy, yang ditulis benar Ph.D.. Huruf “P” ditulis dengan huruf besar, tetapi huruf “h” ditulis dengan huruf kecil, dan diakhiri dengan tanda titik. Huruf “h” ditulis dengan huruf kecil karena posisinya sebagai bagian dari rangkaian satu kata dengan huruf “P” yang merupakan kepanjangan dari kata philosophy, sedangkan huruf “D” ditulis dengan huruf besar sebagai singkatan dari kata doctor, dan diakhiri dengan tanda titik.
Perhatikan beberapa gelar doktor luar negeri yang sering kita jumpai di Indonesia, dan contoh penulisannya:
Ph.D. (Doctor of Philosophy); = Andreas Balabencana, Ph.D.
Ed.D. (Doctor of Education); = Andreas Balabencana, Ed.D.
Sc.D. (Doctor of Science); = Andreas Balabencana, Sc.D.
Th.D. (Doctor of Theology); = Andreas Balabencana, Th.D.
Pharm.D. (Doctor of Pharmacy); = Andreas Balabencana, Pharm.D.
D.P.H. (Doctor of Public Health); = Andreas Balabencana, D.P.H.
D.L.S. (Doctor of Library Science); = Andreas Balabencana, D.L.S.
D.M.D. (Doctor of Dental Medicince); = Andreas Balabencana, D.M.D.
J.S.D. (Doctor of Science of Jurisprudence) = Andreas Balabencana, J.S.D., dsb.
Tambahan lagi, penulisan gelar ganda yang kedua gelar tersebut berada di belakang nama penyandang gelar, juga perlu memperhatikan teknik penulisan yang benar. Bahwasanya, selama ini kita sering menjumpai bahkan mungkin, menjadi pelaku sendiri penulisan gelar ganda yang tidak memperhatikan tata cara penulisan yang benar.
Tenik penulisan gelar ganda yang kedua-duanya berada di belakang nama penyandang gelar, banyak terkait dengan penggunaan tanda baca koma (,). Penulisan yang benar adalah setelah nama (penyandang gelar), dibubuhkan tanda koma (,) kemudian diikuti gelar yang pertama, ditulis dengan teknik penulisan yang benar, lalu dibubuhkan tanda koma untuk penulisan gelar yang kedua, dan seterusnya (jika ada gelar-gelar yang lain). Perhatikan beberapa contoh penulisan gelar ganda di bawah ini:
Jika penyandang gelar memiliki gelar lebih dari dua gelar, dan semuanya berada di belakang nama penyandang gelar, teknik penulisannya pun sama. Perhatikan pula beberapa contoh penulisan gelar yang lebih dari dua gelar di belakang nama penyandang gelar.
Gerardus Tekakeak, S.S., M.Hum., M.Pd.
Gerardus Tekakeak, S.Pd., S.S., M.Ed.
Gerardus Tekakeak, S.Ag., M.E.I., Ph.D.
Penulisan gelar dengan mengikuti nama penyandang gelar yang ditulis dengan huruf besar (kapital), gelar tetap ditulis sesuai dengan penulisan gelar yang benar. Jika gelar tersebut terdapat huruf peluncur sebagai bagian dari rangkaian satu kata, sebagai misal, gelar S.Ag., S.Pd., S.Pt., huruf g, d, dan t yang posisinya sebagai huruf peluncur dari rangkaian satu kata, tidak ditulis dengan huruf besar. Perhatikan beberapa contoh di bawah ini:
Ditulis Benar Ditulis Salah Juga Ditulis Salah
Rafael Lipilepot, S.Pd. RAFAEL LIPILEPOT, S.PD. RAFAEL LIPILEPOT, S.Pd.
Rafael Lipilepot, S.Ag. RAFAEL LIPILEPOT, S.AG. RAFAEL LIPILEPOT, S.Ag.
Rafael Lipilepot, S.Pt. RAFAEL LIPILEPOT, S.PT. RAFAEL LIPILEPOT, S.Pt.
Di dalam aturan kebahasaan, nama orang tidak dibenarkan ditulis dengan huruf besar (kapital) semua, kecuali untuk kepentingan tertentu. Jika ditulis, huruf besar (kapital) hanya dibenarkan ditulis pada awal kata nama orang. Karena itu, penulisan gelar dengan mengikuti nama penyandang gelar yang sama-sama ditulis menggunakan huruf besar, tidak hanya salah, tetapi sudah salah kaprah
Catatan : Penulisan Gelar Akademik dan Sebutan Profesi
1. Memperhatikan hasil kolokium XI di Makassar mengenai penulisan gelar akademik yaitu M.Si. (untuk Magister Sains Psikologi); MSi.T (untuk Magister Terapan Psikologi); M.Psi (untuk Magister Profesi Psikologi).
2. Mengingat adanya alumni program Magister Sains yang bergelar M.Psi yang sudah terlanjur memberi gelar M.Psi bagi lulusan magister di bidang ilmu psikologi, maka untuk membedakan dengan M.Psi yang psikolog, penulisan gelar akademiknya disertai dengan sebutan profesi. Contoh : Juwita, M.Psi (untuk M.Psi yang nonpsikolog); Rani, M.Psi, psikolog (untuk M.Psi yang psikologi)
3. Kalau peningkatan jenjang akademiknya di satu bidang (psikologi) maka gelar yang dituliskan hanyalah gelar tertinggi. Contoh : Dr. Indah Wahyuni, psikolog (dia adalah lulusan S3 yang S1 dan S2-nya psikologi).
4. Kalau peningkatan pendidikan jenjang akademik tidak linier di satu bidang maka penulisan gelarnya tetap mencerminkan bidang keahlian sebelumnya. Contoh :Dr. Maria Bunga Mawar, S.Psi, M.M. (S1 psikolog, S2 dan S3 nonpsikolog)
Dr. Intan Permata, S.Psi, M.Kes (S1 psikologi, S2 nonpsikologi dan S3 psikologi)
Dr. Andreas Bathe, Drs, psikolog, M.M .(S1 psikologi plus profesi, S2 nonpsikologi, S3 non psikologi)
Dra. Sinta Permata, M.Si.T (S1 nonpsikologi, S2 magister psikologi terapan)
Drs. Anton Nepoleso, psikolog (S1 psikologi plus profesi) ini sama dengan Lamber Titong, S.Psi, psikolog.
Titus Songot, S.Psi (S1 psikologi).
Saya kira masih ada juga yang salah. Penulisan titik (.) tentunya harus diikuti dengan spasi. Misalnya Prof. Dr. Agus Widianto, S. I. Q., M. Ag.
BalasHapuskonsul:
BalasHapusbagaimana penulisan S1 dan S2 yang linier, apakah perlu dituliskan lengkap, atau cukup gelar terakhir (misal: Uwais, M.Pd.) terima kasih