A. Hakikat Keterampilan
Menulis
Keterampilan menulis merupakan salah
satu jenis keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa. Banyak ahli telah
mengemukakan pengertian menulis. Menurut pendapat Saleh Abbas (2006:125),
keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan
perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan
gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan
gramatikal dan penggunaan ejaan. Menurut Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi
(1999: 159) keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan menuangkan
pikiran, gagasan, pendapat tentang sesuatu, tanggapan terhadap suatu pernyataan
keinginan, atau pengungkapan perasaan dengan menggunakan bahas tulis.Menurut
Henry Guntur Tarigan (2008: 3) keterampilan menulis adalah salah satu
keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan pihak
lain. Sedangkan menurut Byrne(Haryadi dan Zamzani, 1996: 77) keterampilan
menulis karangan atau mengarang adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa
tulis melalui kalimat yang dirangkai secara utuh dan jelas sehingga dapat
dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.
Menurut pendapat Burhan Nurgiyantoro
(2001: 273), menulis adalah aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media
bahasa. Menulis merupakan kegiatanproduktif dan ekspresif sehingga penulis
harus memiliki kemampuan dalam menggunakan kosakata, tata tulis, dan struktur
bahasa. Atar Semi(1993: 47), mengartikan keterampilan menulis sebagai tindakan
memindahkan pikiran dan perasaan ke dalam bahasa tulis dengan menggunakan
lambang-lambang. Senada dengan pendapat tersebut, menurut Harris (Ahmad
Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi, 1999: 276) keterampilan menulis diartikan
sebagai kemampuan menggunakan bahasa untuk menyatakan ide, pikiran atau
perasaan kepada orang lain dengan menggunaan bahasa tulis. Menulis merupakan
aktivitas pengekpresian ide, gagasan, pikiran atau perasaan ke dalam
lambang-lambang kebahasaan. Sedangkan menurut Suparno dan Mohammad Yunus
(2008:1.3), menulis merupakan kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi) dengan
mengunakan bahasa tulis sebagai media atau alatnya.Dalam komunikasi tulis
setidaknya terdapat empat unsur yang terlibat yaitu (1) penulis sebagai
penyampai pesan, (2) isi tulisan atau pesan, (3) saluran atau medianya berupa
tulisan dan (4) pembaca sebagai penerima pesan. Menurut The Liang Gie (2002:3),
keterampilan menulis adalah keterampilan dalam pembuatan huruf, angka, nama, suatu
tanda bahasa apapun dengan suatu alat tulis pada suatu halaman tertentu.
Sedangkan mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada
masyarakat pembaca untuk dipahami. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat
dikemukakan bahwa keterampilan menulis adalah keterampilan menuangkan ide,
gagasan, perasaan dalam bentuk bahasa tulis sehingga orang lain yang membaca dapat
memahami isi tulisan tersebut dengan baik.
B. Fungsi dan Tujuan dan Manfaat Menulis
1. Fungsi
Menulis
Menulis memiliki banyak fungsi.
Seperti yang diungkapkan oleh D’Angelo dalam Tarigan, (2008), pada prinsipnya
fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung.
Menulis sangat penting bagi pendidikan karena para pelajar akan merasa mudah
dan nyaman dalam berpikir secara kritis. Juga dapat memudahkan kita merasakan
dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tangkap atau persepsi,
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, menyusun urutan bagi pengalaman.
Tulisan membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita. Tidak jarang, kita
menemui apa yang sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai orang-orang,
gagasan-gagasan, masalah-masalah, dan kejadian-kejadian yang hanya dalam proses
menulis yang aktual.
Tidak jauh berbeda dari pendapat D’Angelo, Sabarti Akhadiah (dalam Hasani, 2005:3) mengungkapkan fungsi menulis sebagai berikut:
Tidak jauh berbeda dari pendapat D’Angelo, Sabarti Akhadiah (dalam Hasani, 2005:3) mengungkapkan fungsi menulis sebagai berikut:
a.
Penulis
dapat mengenali kemampuan dan potensi dirinya. Dengan menulis, penulis dapat
mengetahui sampai mana pengetahuannya tentang suatu topik. Untuk mengembangkan
topik itu, penulis harus berpikir menggali pengetahuan dan pengalamannya.
b. Penulis
dapat terlatih dalam mengembangkan berbagai gagasan. Dengan menulis, penulis
terpaksa bernalar, menghubung-hubungkan, serta membanding-banding-kan fakta
untuk mengembangkan berbagai gagasan.
c.
Penulis
dapat lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi se-hubungan
dengan topik yang ditulis. Kegiatan menulis dapat memperluas wawasan penulisan
secara teoritis mengenai fakta-fakta yang berhubungan.
d. Penulis
dapat terlatih dalam mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta
mengungkapkan secara tersurat. Dengan demikian, penulis dapat memperjelas
permasalahan yang semula masih samar.
e.
Penulis
dapat meninjau serta menilai gagasannya sendiri secara objektif.
f.
Dengan
menulis sesuatu di atas kertas, penulis akan lebih mudah memecahkan
permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang
lebih kongkret.
g. Dengan
menulis, penulis terdorong untuk terus belajar secara aktif.
h. Penulis
menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar menjadi penyadap
informasi dari orang lain.
i.
Dengan
kegiatan menulis terencana, penulis membiasakan berpikir serta ber-bahasa
secara tertib dan teratur.
j.
Dari
pernyataan tersebut, dapat disimpulkan fungsi dari menulis adalah sebagai alat
komunikasi tidak langsung yang dapat menggali kemampuan seseorang tentang suatu
topik dengan cara berlatih mengorganisasikan gagasan secara sistematis dan
terencana agar dapat berbahasa dengan tertib dan teratur. Selain itu, menulis
juga dapat membantu seseorang memperdalam daya tangkap dan membantu memecahkan
masalah.
2. Tujuan
Menulis
Pada dasarnya tujuan menulis adalah
sebagai alat komunikasi dalam bentuk tulisan. Setiap jenis tulisan tentunya
memiliki tujuan. Tujuan-tujuan tersebut tentunya sangat beraneka ragam. Tarigan
(2008: 24) membagi tujuan menulis dilihat dari penulisnya yang belum
berpengalaman sebagai berikut:
1).
Memberitahukan atau mengajar
2).
Meyakinkan atau mendesak
3).
Menghibur atau menyenangkan
4).
Mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api.
Sedangkan Hugo Hartig (dalam Tarigan
2008:26), membagi tujuan menulis menjadi tujuh bagian sebagai berikut:
a.
Assigment
purpose (Tujuan Penugasan)
Tujuan penugasan ini sebenarnya
tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan,
bukan atas kemauan sendiri.
b. Altruistic
purpose (Tujuan Altruistik)
Tujuan altruistik adalah kunci
keterbacaan sesuatu tulisan. Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca,
menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin mendorong para pembaca memahami,
menghargai perasaan, dan penala-rannya. Ingin membuat hidup para pembaca lebih
mudah dan lebih menyenangkan dengan karya seseorang.
c.
Persuasive
purpose (Tujuan Persuasif)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan
para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan oleh seorang penulis.
d. Informational
purpose (Tujuan Informasional, Tujuan Penerangan)
Tujuan yang bertujuan memberi
informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca.
e.
Self-expressive
purpose (Tujuan Pernyataan Diri)
Tulisan yang bertujuan untuk
memperkenalkan atau menyatakan diri seorang pengarang kepada pembaca
f.
Creative
purpose (Tujuan Kreatif)
Tujuan ini erat berhubungan dengan
tujuan pernyataan diri, tetapi “keinginan kreatif’’ disini melebihi pernyataan
diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik atau seni
yang ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik
dan nilai kesenian.
g. Problem
solving purpose (Tujuan Pemecahan Masalah)
Penulis ingin memecahkan masalah
yang dihadapi dengan cara menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti
secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat
dimengerti dan diterima oleh pembaca.
Dari pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa menulis haruslah mempunyai tujuan yang nyata. Dimana para
penulis harus bisa meyakinkan, memberitahukan, menghibur dan
mengekspresikan emosi.
3. Manfaat
Menulis
Manfaat menulis menurut Sabarti
Akhadiah (dalam Kartimi 2006: 5) sebagai berikut:
1) Mengetahui
potensi diri dengan dan kemampuan serta pengetahuan kita tentang topik yang
dipilih. Dengan mengembangkan topik itu kita dipaksa berpikir, menggali pengetahuan,
dan pengalaman yang tersimpan dalam diri.
2) Dengan
mengembangkan berbagai gagasan kita terpaksa bernalar, menghubung-hubungkan,
dan membandingkan fakta-fakta yang tidak pernah kita lakukan kalau kita tidak
menulis.
3) Lebih banyak
menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang
ditulis. Dengan demikian, kegiatan menulis dapat memperluas wawasan baik secara
teoritis maupun mengenai fakta-fakta yang berhubungan
4) Menulis
berarti mengorganisasi gagasan secara sistematik serta mengungkapkan secara
tersurat. Dengan demikian, setiap permasalahan yang semula samar-samar dakan
menjadi lebih jelas.
5) Melalui
tulisan, kita dapat menjadi peninjau dan penilaian gagasan kita secara obyektif
6) Lebih mudah
memecahkan masalah dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang
lebih konkrit.
7) Dengan
menulis, kita menjadi aktif berpikir sehingga kita dapat menjadi penemu
sekaligus pemecah masalah. Bukan hanya sekedar penerima informasi yang pasif.
8) Membiasakan
kita berpikir dan berbahasa secara tertib.
Selain manfaat menulis di atas,
Hernowo (2004: 51) mengungkapkan bahwa menulis dapat digunakan untuk menyibak
atau mengungkapkan diri. Dengan menulis seseorang bukan hanya akan menyehatkan
fisik dan mental tetapi juga dapat mengenali detail-detail dirinya.
Dari beberapa manfaat menulis yang dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa
menulis bermanfaat untuk mengetahui kemampuan diri dengan aktif berpikir dalam
menuangkan ide dan gagasan kedalam sebuah tulisan, menambah wawasan dan
informasi, menumbuhkan keberanian dan kreatifitas.
C. Ragam
Menulis
Ragam tulisan dapat didasarkan pada
isi tulisan, isi tulisan mempengaruhi jenis informasi, pengorganisasian dan
tata sajian tulisan. Berdasarkan ragam tersebut tata tulisan dibedakan menjadi
empat : deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi (Syafi’ie,1990:
151).sedangkan menurut Keraf(1989: 6) ragam tulisan didasarkan pada tujuan
umum, berdasarkan hal tersebut menulis dapat dibedakan menjadi lima :
Deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, persuasi.
1.
Deskripsi
(perian)
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin describere yang berarti menggambarkan atau memerikan sesuatuhal. Dari segi istilah,deskrpsi adalah suatu bentuk karangan yanng melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,mendengar,mencim dan merasakan)apa yang dilikiskan itu sesuai dengan citra penulisannya.
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin describere yang berarti menggambarkan atau memerikan sesuatuhal. Dari segi istilah,deskrpsi adalah suatu bentuk karangan yanng melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,mendengar,mencim dan merasakan)apa yang dilikiskan itu sesuai dengan citra penulisannya.
2.
Eksposisi
(paparan)
Eksposisi berasal dari kata exposition yang berarti membuka.dapat pula diartikan sebagai tulisan yang bertujuan untuk memberitahu ,mengupas,menguraikan, atau menerangkan sesuatu.
Eksposisi berasal dari kata exposition yang berarti membuka.dapat pula diartikan sebagai tulisan yang bertujuan untuk memberitahu ,mengupas,menguraikan, atau menerangkan sesuatu.
3.
Argumentasi(bahasan
)
Yang dimaksud dengan tulisan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan.Karangan ini ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak sesuatu pendapat, pendirian , gagasan.
Yang dimaksud dengan tulisan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan.Karangan ini ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak sesuatu pendapat, pendirian , gagasan.
4.
Narasi
(kisahan)
Narasi atau naratif adalah tulisan berbentuk karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis) dengan maksud memberi makna kepada sebuah atau rentetan kejadian sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.
Narasi atau naratif adalah tulisan berbentuk karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis) dengan maksud memberi makna kepada sebuah atau rentetan kejadian sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.
5.
Persuasi
Tulisan yang bermaksud mempengaruhi orang lain dalam persuasi selain logika perasaan juga memegang peranan penting.
Tulisan yang bermaksud mempengaruhi orang lain dalam persuasi selain logika perasaan juga memegang peranan penting.
1) Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam kegiatan tulis menulis
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan menulis adalah
sebagai berikut:
a.
Penentuan
Pikiran Utama
Salah satu cirri utama tulisan adalah adanya kesatuan gagasan
antarparagrafnya. Sebuah tulisan (karangan) akan menjadi jelas jika mempunyai
kesatuan, yaitu semua detail yang berupa contoh, alas an maupun fakta yang
digunakan harus tidak menyimpang dari pikiran utama.
Seperti dikemukan oleh(Ahmadi dalam
Masnur, 2009: 125), pikiran utama adalah
pengendali suatu karangan sehingga pikiran utama dimaksudkan isi karangan tidak
akan menyimpang. Karangan tersebut ditulis dalam bentuk paragraph dan tiap
paragraph mempunyai pikiran utama. Pikiran utama yang paling baik diletakkan
pada kalimat pertama paragraf.
b. Pembentukan Paragraf
Agar sebuah karangan mudah ditangkap pembaca dan jelas akan isi konteks
yang diceritakannya, maka perlulah disusun suatu paragraf. Paragraf merupakan
suatu pikiran atau perasaan yang tersusun teratur berupa kalimat-kalimat dan
berfungsi sebagai bagian dari suatu satuan yang lebih besar, (Ahmadi dalam Masnur, 2009: 125). Paragraf
bisa terseusun dari beberapa buah kalimat yang saling berhubungan sehingga
merupakan satu kesatuan yang utuh untuk menyampaikan suatu maksud.
Sehubungan dengan hal ini W.J.S.Poerwadarminta dalam Masnur
(2009: 126) mengemukakan sebagai berikut.
“Sekalian kalimat dalam paragraf bahu-membahu, bekerjasama untuk
menerangkan, melukiskan, atau mengulas suatu hal yang menjadi pokok pembicaraan
dalam paragraf itu. Jadi, kalimat-kalimat dalam paragraf itu semuanya berpusat
pada suatu pokok pembicaraan atau suatu tema.”
Dengan demikian, untuk membuat suatu paragraf yang baik, kalimat-kalimat
yang disusun hendaknya bertalian arti sehingga arti atau maksud tersebut
menjadi jelas. Dalam hal ini anak didik dilatih menyusun paragraf secara
teratur dalam bahasa tertulis. Kalimat yang bertalian arti, yaitu dalam satu
paragraf kalimat-kalimatnya menerangkan, bahu-membahu, bekerja sama untuk
menerangkan sesuatuatau pokok pembicaraan.
c.
Penulisan Kalimat
Kalimat dalam karangan harus jelas dan mudah dipahami, karena kalimat
tertulis dalam beberapa hal tidak sama dengan kalimat tutur. Kalimat yang jelas
dan terang dalam bahasa percakapan (tutur), tidak selamanya jelas dan terang,
juga apabila dituliskan, sebab intonasi dalam bahasa tutur sulit untuk
diterjemahkandalam bahasa tulis.
Dalam setiap kalimat pada suatu
karangan pada dasarnya kalimat itu disusu oleh unsur-unsur yang membentuknya.
Unsur-unsur itulah yang membangun dan membentuk suatu kalimat. Unsur-unsur
kalimat itu tidak lain adalah kata-kata. Kata-kata itulah yang membentuk
kalimat. Bagian bagian kaliamt sering disebut konstituen Masnur
(2009: 127). Bagian-bagian kalimat
tersebut antara lain sebagai berikut.
·
Subjek
Subjek kalimat sangat menentukan kejelasan makna sebuah kalimat. Subjek
kalimat yang posisi atau letaknya kurang tepat (jelas) dalam kalimat
menyebabkan kekaburan makna kalimat tersebut. Jabatan, atau fungsi subjek dalam
kalimat biasanya dapat diketahui dengan jalan menggunakan pertanyaan apa, atau
siapa yang dibicarakan dalam karangan.
·
Predikat
Seperti halnya dengan subjek, predikat kalimat kebanyakan muncul secara
eksplisit. Ia juga sangat menentukan kejelasan makna sebuah kalimat. Ciri-ciri
umum predikat terletak di belakang subjek serta berbentuk verbal atau kata
kerja.
·
Objek
Kehadiran objek dalam kalimat tergantung pada jenis predikat kalimat serta
ciri khas objek itu sendiri. Objek pada umumnya berbentuk nomina atau kata
benda, atau dibelakang kata tugas “oleh” dalam kalimat pasif.
·
Keterangan
Tempat jabatan keterangan dalam kalimat biasanya bebas dan cakupan semantis
keterangan lebih kuat, yaitu membatasi unsur kalimat atau seluruh kalimat.
Keterangan tidak wajib hadir dalam sebuah kalimat. Bagian keterangan dalam
kalimat bahasa indonesia menyatakan banyak makna, namun yang sering ditemukan
dalam pemakaian bahasa sehari-hari adalah keterangan waktu, keterangan tempat,
keterangan tujuan, keterangan instrumental.
d. Penggunaan Tanda Baca
Karangan selalu berupa bahasa yang tertulis. Dalam beberapa hal bahasa
tertulis tidak sama dengan bahasa lisan. Banyak alat-alat bahasa seperti lagu,
jeda, tinggi rendah suara, tekanan suara, sukar digambarkan dalam bahasa tulis.
Untuk melengkapi kekurangan itu maka dibuatlah tanda baca. Menurut
Poerwadarminta tanda baca dapat membantu menjelaskan maksud atau makna kalimat.
Dengan tanda baca penulis dapat menyampaikan maksudnya dengan lebih jelas.
Sedanga pembaca pun dapat pula menangkap maksud kalimat dengan lebih mudah. Oleh
karena itu, makna tanda baca tidak boleh di abaikan dalam tulis-menulis Poerwadarminta dalam
Masnur (2009: 127).
Macam-macam tanda baca antara lain sebagai berikut.
·
Titik
Tanda titik dipakai sebagai tanda bahwa kalimat telah selesai. Pokok tugasnya
adalah sebagai penguncu kalimat.
·
Koma
Tanda koma paling sering digunakan dalam tulis menulis. Pokok tugasnya
adalah untuk menyatakan jeda sejenak, menyekat hubungan-hubungan yang perlu
dijelaskan. Pada umumnya tanda komadigunakan untuk menyekat kata atau frase
sejenis dan setara.
·
Titik dua
Titik dua digunakan untuk menegaskan keterangan atau penjelas sebagai
tambahan sebagai sesuatu yang telah tersebut dalam kaliamt terdahulu. Titik dua
juga dapat digunakan untuk menyatakan perincian berbagai hal, benda yang
disebutkan berturut turut, serta untuk menyatakan kutipan perkataan seseorang.
·
Tanda seru dan tanda Tanya
Tanda seru pada pokoknya mengintensifkan penuturan. Bisa dipakai untuk
menyatakan perasaan yang kuat seperti perintah, melarang, heran, menarik
perhatian, tak percaya, dan sebagainya. Sedangkan tanda tanya sudah tentu
dipakai untuk menyatakan pertanyaan, baik pertanyaan yang sesungguhnya maupun
bersifatmenyaksikan Poerwadarminta dalam Masnur (2009: 128).
Sumber:
Sunarti & Anggraini, D. (2009). Keterampilan Berbahasa Indonesia: Bahan
Ajar Mata Kuliah Bahasa Indonesia 3. Yogyakarta: Universitas PGRI Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar