Keterampilan berbahasa merupakan suatu keterampilan yang menjadi dasar-dasar
kemampuan berbahasa yang baik dan benar seseorang yang meliputi keterampilan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Selain itu, keterampilan berbahasa
juga merupakan salah satu unsur penting yang menentukan kesuksesan seseorang
dalam berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya.
oleh: Ani
Solikhah/A2-12
B. Manfaat
Keterampilan Berbahasa
Dapat dibayangkan apabila kita tidak memiliki kemampuan berbahasa. Kita tidak
dapat mengungkapkan pikiran, tidak dapat mengekspresikan perasaan, dan tidak
dapat melaporkan fakta-fakta yang kita amati. Di pihak lain, kita tidak dapat
memahami pikiran, perasaan, gagasan, dan fakta yang disampaikan oleh orang
kepada kita.
Jangankan tidak memiliki kemampuan, seperti yang dikemukakan di atas, kitapun
akan mengalami apabila keterampilan berbahasa yang kita miliki tergolong
rendah. Sebagai guru, kita akan mengalami kesulitan dalam menyajikan materi
pelajaran kepada para siswa bila keterampilan berbicara yang kita miliki tidak
memadai atau dipihak lain para siswa akan mengalami kesulitan menangkat
pelajaran yang kita sampaikan secara lisan karena keterampilan berbicara yang
kta miliki tidak memadai atau karena kemampuan siswa rendah dalam mendengarkan.
Begitu juga pengetahuan dan kebudayaan tidak akan dapat disampaikan dengan
sempurna, bahkan tidak akan dapat disampaikan dengan sempurna, bahkan tidak
akan dapat diwariskan kepada generasi berikutnya apabila kita tidak dapat
memperoleh pengetahuan yang disampaikan para pakar apabila kita tidak memiliki keterampilan
membaca yang memadai.
Banyak contoh lain yang menunjukkan betapa pentingnya keterampilan berbahasa
dalam kehidupan. Bagi seorang menajer misalnya, keterampilan berbicara memegang
peran penting. Ia hanya bisa mengelola karyawan di departemen atau organisasi
yang dipimpinnya apabila ia memilki keterampilan berbicara. Kepemimpinannya
akan berhasil bila didukung pula oleh keterampilan mendengarkan, membaca, dan
juga menulis yang berkaitan dengan profesinya. Sebaliknya, jabatan sebagai seorang
manajer tidak akan pernah dapat diraih apabila yang bersangkutan tidak dapat
meyakinkan otoritas yang berkaitan melalui keterampilannya berbicara dan
menulis.
Profesi-profesi di bidang hubungan masyarakat, pemasaran/penjualan, politik,
hokum (jaksa, hakim, pengacara) adalah contih-contoh bidang pekerjaan yang
mensyaratkan dimilikinya keterampilan berbahsam baik berbicara, menyimak,
menulis, dan membaca.
C. Aspek
Keterampilan Berbahasa
Sehubungan dengan penggunaan bahasa, terdapat empat keterampilan dasar bahasa,
yaitu mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Table berikut
ini menyajikan jenis keterampilan tersebut.
Empat jenis
Keterampilan berbahasa
Lisan
|
Tulisan
|
|
Reseptif
|
Mendengarkan
|
Membaca
|
Produktif
|
Berbicara
|
Menulis
|
1.
Keterampilan Menyimak
Mendengarkan adalah keterampialn memahami bahasa lisan yang bersifat reseptif.
Dengan demikian di sini berarti bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa
melainkan sekaligus memahaminya. Dalam bahasa pertama(bahasa ibu), kita
memperoleh keterampilan mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari
sehingga kitapun tidak menyadari begitu kompleksnya proses pemmerolehan
keterampilan mendengar tersebut. Berikut ini secara singkat disajikan
disekripsi mengenai aspek-aspek yang terkait dalam upaya belajar memahami apa
yang kita sajikan dalam bahasa kedua.
Ada dua jenis situasi dalam mendengarkan yaitu situasi mendengarkan secara
interaktif dan situasi mendengarkan secara non interaktif. Mendengarkan secara
interaktif terjadi dalam percakapan tatap muka dan percakapan di telepon atau
yang sejenis dengan itu. Dalam mendengarkan jenis ini kita secara bergantuan
melakukan aktivitas mendengarkan dan memperoleh penjelsan, meminta lawan bicara
mengulang apa yang diucapkan olehnya atau mungkin memintanya berbicara agak
lebih lambat. Kemudian contoh situasi-situasi mendengarkan noninteraktif, yaitu
mendengarkan radio, TV, dan film, khotbah atau mendengarkan dalam acara-acara
seremonial. Dalam situasi mendengarkan nonietraktif tersebut, kita tidak dapat
meminta penjelsanan dari pembicara, tidak bisa meminta pembicaraan diperlambat.
Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya
untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus;
1). Menyimpan/mengingat
unsure bahasa yang didengar menggunakan daya ingat jangka pendek (short term
memory)
2). Berupaya
membedakan bunti-bunyi yang yang membedakan arti dalam bahasa target,
3). Menyadari
adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara dan intinasi, menyadari
adanya reduksi bentuk-bentuk kata,
4). Membedakan
dan memahami arti dari kata-kata yang didengar,
5). Mengenal
bentuk-bentuk kata yang khusus (typical word-order patterns)
6). Mendeteksi
kata-kata kunci yang mengidentifikasi topic dan gagasan;
7). Menebak
makna dari konteks,
8). Mengenal
kelas-kelas kata,
9). Menyadari
bentuk-bentuk dasar sintaksis,
10). Mengenal
perangkat-perangkat kohesif (recognize cohesive devices)
11).Mendeteksi
unsure-unsur kalimat seperti subjek, predikat, objek, preposisi, dan
unsure-unsur lainnya.
2.
Keterampilan Berbicara
Berbicara merupakan salah satu jenis keterampilan
berbahasa ragam lisan yang bersifat produktif. Sehubungan dengan
keterampilan berbicara secara garis besar ada tiga jenis situasi berbcara,
yaitu interaktif, semiaktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara
interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon
yang memungkinkan adanya pergantuan anatara berbicara dan mendengarkan, dan
juga memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kiat dapat
memintal lawan berbicara, memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian
ada pula situasi berbicara yang semiaktif, misalnya dalam berpidato di hadapan
umum secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan
interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar
dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat
dikatakan bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau
televisi.
Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara,
dimana permbicara harus dapat;
1). Mengucapkan
bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar daoat membedakannya;
2). Menggunakan
tekanan dan nada serta intonasu secara jelas dan tepat sehingga pendengar daoat
memahami apa yang diucapkan pembicara,
3). Menggunakan
bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat
4). Menggunakan
register aau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi termasuk
sesuai ditinjau dari hubungan antar pembicara dan pendengar;
5). Berupaya
agar kalimat-kalimat untama jelas bagi pendengar
6). Berupaya
mengemukakan ide-ide atau informasi tambahan guna menjelaskan ide-ide utama
7). Berupaya
agar wacana berpautan secara serasi sehingga pendengar mudah mengikuti
pembicara
3.
Keterampilan Membaca
Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Keterampilan memabaca dapat
dikemangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengar dan
berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang memilki tradisi lireasi yang telah
berkembang, serinkali keterampilan membaca dikembnagkan secara terintergrasi
dengan keterampilan menyimak dan berbicara.
Keterampilan-keterampilan
mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus dimiliki oleh pembicara
adalah;
1). Mengenal
system tulisan yang digunakan,
2).Mengenal
kosakatar,
3). Menentukan
kata-kata kunci yang mngindentifikasikan topic dan gagasan utama,
4). Menentukan
makna kata-kata, termasuk kosakata split, dari konteks tertulis,
5). Mengenal
kelas kata gramatikal, kata benda, kata sifat, dan sebagainya
6). Menentukan
konstituen-konstiteun dalam kalimat, seperti subjek, predikat, objek, dan
preposisi,
7). Mengenal
bentuk-bentuk dasar sintaksis,
8). Merekonstruksi
dan menyimpulkan situasi, tujuan-tujuan dan partisipasi,
9). Menggunakan
perangkat kohesif leksikal dan gramatikal guna menarik kesimpulan-kesimpulan
10). Menggunakan
pengetahun dan perangkat-perangkat kohesif leksikal dan gramatikal untuk
memahami topic utama atau informasi utama
11). Membedakan
ide utama dan detail-detail disajikan,
12). Menggunakan
strategi membaca yang berbeda terhadap tujuan-tujuan membaca yang berbeda,
seperti skimming untuk mencari ide-ide utama atau melakukan studi secara
mendalam
4.
Keterampilan Menulis
Menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat
dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis
keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar menyalin
kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan
pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
Berikut ini keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis, di
mana penulis perlu untuk;
1). Menggunakan
ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan,
2). Memilih kata
yang tepat,
3). Menggunakan
bentuk kata dengan benar,
4). Mengurutkan
kata-kata dengan benar
5). Menggunakan
struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca,
6). Memilih
genre tulisan yang tepat sesuai dengan pembaca yang dituju,
7). Mengupayakan
ide-ide atau informasi utama didukung secara jelas ole hide-ide atau informasi
tambahan,
8). Menguapayakan,
terciptanya paragraph, dan keseluruhan tulisan koheren sehingga pembaca mudah
mengikuti jalan pikiran atau informasi yang disajikan,
9). Membuat
dugaan seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca sasaran mengenai
subjek yang ditulis dan membuat asumsi mengenai hal-hal yang belum mereka
ketahui dan penting untuk ditulis.
Sumber:http://pelangi-iffah.blogspot.com/2011/04/pengertian-dan-manfaat-keterampilan.html
Sumber:http://pelangi-iffah.blogspot.com/2011/04/pengertian-dan-manfaat-keterampilan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar