A. Pengertian
Kata ialah satuan bahasa terkecil yang mengandung
arti, baik arti leksikal maupun arti gramatikal, dan yang dapat berdiri sendiri
serta dapat dituturkan sebagai bentuk bebas.
Ada dua jenis kata: kata dasar, yakni kata yang belum mengalami proses morfologis, dan kata jadian, yakni kata yang sudah mengalami proses morfologis.
Yang termasuk kata jadian ialah kata berimbuhan, kata ulang, dan kata majemuk.
Kata dasar sering juga dinamakan kata tunggal, yaitu kata yang hanya terdiri atas satu morfem, sedangkan kata Jadian yang terdiri atas beberapa morfem, disebut juga kata kompleks.
Kelas kata ialah pengelompokan kata berdasarkan perilaku atau sifat kata tersebut dalam kalimat. Kata-kata yang memiliki sifat atau perilaku sama dikelompokkan dalam satu kelas kata. Misalnya:
Ada dua jenis kata: kata dasar, yakni kata yang belum mengalami proses morfologis, dan kata jadian, yakni kata yang sudah mengalami proses morfologis.
Yang termasuk kata jadian ialah kata berimbuhan, kata ulang, dan kata majemuk.
Kata dasar sering juga dinamakan kata tunggal, yaitu kata yang hanya terdiri atas satu morfem, sedangkan kata Jadian yang terdiri atas beberapa morfem, disebut juga kata kompleks.
Kelas kata ialah pengelompokan kata berdasarkan perilaku atau sifat kata tersebut dalam kalimat. Kata-kata yang memiliki sifat atau perilaku sama dikelompokkan dalam satu kelas kata. Misalnya:
-la tidak
belajar. Ia bukan pelajar.
Ia agak tinggi.
-Ia tidak membaca. Ia bukan pemalas. Ia lebih tinggi.
-la tidak bekerja. Ia bukan guru. Ia paling tinggi.
-Ia tidak membaca. Ia bukan pemalas. Ia lebih tinggi.
-la tidak bekerja. Ia bukan guru. Ia paling tinggi.
Kata belajar, membaca, bekerja
mempunyai perilaku sama, dan karena itu ketiga kata tersebut dikelompokkan
menjadi satu kelas kata. Sebaliknya kata pelajar berbeda dari kata belajar;
terbukti bahwa kata pelajar tidak dapat ditempatkan setelah kata tidak.
Selanjutnya kata belajar maupun pelajar berbeda dari kata tinggi;
terbukti bahwa kedua kata itu tidak dapat didahului oleh kata agak, lebih atau
paling.
Berdasarkan perilakunya seperti di atas, kata belajar, membaca, dan bekerja dikelompokkan ke dalam satu kelas kata kerja. Kata pelajar, pemalas, guru digolongkan ke dalam kelas kata benda. Sedang kata-kata yang sama dengan kata tinggi dikelompokkan menjadi satu kelas kata sifat. Selain ketiga kelas tersebut terdapat kelas lain, yakni kelas kata tugas .
Berdasarkan perilakunya seperti di atas, kata belajar, membaca, dan bekerja dikelompokkan ke dalam satu kelas kata kerja. Kata pelajar, pemalas, guru digolongkan ke dalam kelas kata benda. Sedang kata-kata yang sama dengan kata tinggi dikelompokkan menjadi satu kelas kata sifat. Selain ketiga kelas tersebut terdapat kelas lain, yakni kelas kata tugas .
1. Kata Benda
Kata benda disebut juga nomina (substantiva), yaitu semua
kata yang dapat diterangkan atau yang diperluas dengan frase yang + kata
sifat. Misalnya :
·
bunga yang
indah,
·
sekretaris
yang terampil,
·
guru yang
bijaksana,
·
siswa yang
cendekia,
·
Tuhan yang
Maha Esa,
·
udara yang
segar,
·
persoalan
yang rumitl,
·
perjanjian
yang gagal,
·
keadilan
yang rapuh.
Semua kata
yang tercetak miring adalah nomina. Dalam sebuah wacana, sering kata
benda diganti kedudukannya oleh kata yang lain. Misalnya:
"Kemarin Amir, mengatakan kepada Hendro dan Herman bahwa Amir akan menemui Hendro dan Herman di tempat yang sama".
yang sering dan lebih wajar jika dituturkan kembali menjadi:
"Kemarin Amir mengatakan kepada Hendro dan Herman bahwa dia akan menemui mereka di tempat yang sama'.
Kata dia yang menggantikan Amir dan mereka yang menggantikan Hendro dan Herman adalah kata ganti atau pronomina.
Dalam tata bahasa tradisional kata benda dibedakan atas:
"Kemarin Amir, mengatakan kepada Hendro dan Herman bahwa Amir akan menemui Hendro dan Herman di tempat yang sama".
yang sering dan lebih wajar jika dituturkan kembali menjadi:
"Kemarin Amir mengatakan kepada Hendro dan Herman bahwa dia akan menemui mereka di tempat yang sama'.
Kata dia yang menggantikan Amir dan mereka yang menggantikan Hendro dan Herman adalah kata ganti atau pronomina.
Dalam tata bahasa tradisional kata benda dibedakan atas:
1. Kata benda
abstrak,seperti kejujuran.
2. Kata benda
konkret, misalnya gedung.
3. Kata benda
nama diri, yang huruf awalnya selalu ditulis dengan huruf kapital, misalnya Amir
Kata benda kumpulan, seperti regu, masyarakat, tim, kelas, keluarga.
Selanjutnya
kata ganti juga dibedakan atas beberapa subkelas :
1. Kata ganti
orang : dia, mereka, engkau, saudara, anda.
2. Kata ganti
tunjuk : ini, itu.
3. Kata ,
serta.
4. Kata ganti
tanya : apa, siapa, kapan, berapa.
2. Kata Kerja
adalah Semua kata yang dapat diperluas atau dijelaskan dengan frase dengan
+ kata sifat, misalnya :
·
membaca
dengan lancar,
·
belajar
dengan sungguh-sungguh,
·
berpakaian
dengan rapi,
·
makan dengan
lahap,
·
berjalan
dengan santai,
·
tidur dengan
nyenyak,
Kata kerja
atau verba dibedakan atas :
a.
Kata kerja
transitif,
yaitu kata kerja yang memadukan objek, contoh :
membeli, memikirkan, mengutarakan, membahas, menertawakan, memahami, menanamkan.
Antara verba transitif dengan objek langsung tidak boleh disela oleh preposisi atau kata depan. Jadi bentuk ujaran seperti : "Panitia membicarakan tentang keuangan" tidak benar atau rancu. Kalimat di atas dapat dibakukan dengan menghilangkan kata tentang.
yaitu kata kerja yang memadukan objek, contoh :
membeli, memikirkan, mengutarakan, membahas, menertawakan, memahami, menanamkan.
Antara verba transitif dengan objek langsung tidak boleh disela oleh preposisi atau kata depan. Jadi bentuk ujaran seperti : "Panitia membicarakan tentang keuangan" tidak benar atau rancu. Kalimat di atas dapat dibakukan dengan menghilangkan kata tentang.
b. Kata kerja
transitif ganda,
ialah kata kerja yang memerlukan objek dua, contoh: membelikan, dan membawakan dalam kalimat
a. Ayah membelikan adik sepeda mini;
b. Kakak membawakan kakek barang bawaannya.
ialah kata kerja yang memerlukan objek dua, contoh: membelikan, dan membawakan dalam kalimat
a. Ayah membelikan adik sepeda mini;
b. Kakak membawakan kakek barang bawaannya.
c.
Kata kerja intransitif, ialah kata
kerja yang tidak memerlukan objek, contoh :
berlari, berdiri, tertawa, menyanyi, merokok, melamun.
berlari, berdiri, tertawa, menyanyi, merokok, melamun.
d.
Kata kerja reflektif,
yang menyatakan tindakan untuk diri sendiri, contoh :
bersolek, berhias, bercukur, bercermin, mengaca.
yang menyatakan tindakan untuk diri sendiri, contoh :
bersolek, berhias, bercukur, bercermin, mengaca.
- Kata kerja resiproks,
yang menunjukkan tindakan atau perbuatan berbalasan atau menyatakan makna saling, contoh :
bergelut, berpandangan, bergandengan, bertinju, pukul-memuku,l surat-suratan, senggol-senggolan.
Sehubungan dengan kata kerja ini, kita sering membuat kesalahan dengan menambahkan kata saling di depan kata kerja ini, misalnya:
saling tolong-menolong, saling bergandengan, saling bertinju.
Semua bentuk pengungkapan tersebut salah atau rancu, dan dapat dibetulkan dengan menghilangkan kata saling, atau mengubah menjadi saling menolong, saling menggandeng, saling meninju. - Kata kerja instrumental,
yang menunjuk sarana perbuatan :
mengetik, bermotor, bersepeda, membajak, dan mengetam. - Kata kerja aktif,
yang subjeknya melakukan tindakan seperti yang dimaksud. Biasanya berawalan me- atau ber-, contoh :
menyanyi, mengungkit, berdebat, dan bermalam. - Kata kerja pasif,
yang subjeknya menjadi sasaran dari tindakan dimaksud. Biasanya berawalan di-, ter- dan berimbuhan ke- an. contoh :
dibahas, diminati, diulang, terpukul, tertindas, kecopetan.
Kata kerja
yang menduduki fungsi predikat disebut kata kerja finit (predikatif),
sedang kata kerja yang berfungsi nominal atau berfungsi sebagai kata benda,
yang menduduki fungsi subjek atau objek, dinamakan kata kerja infinit
(substantiva). Misalnya dalam kalimat :
Belajar itu penting dan la belalar membaca. Belajar dan membaca adalah verba lnfinit.
Belajar itu penting dan la belalar membaca. Belajar dan membaca adalah verba lnfinit.
3. Kata Sifat
Semua kata yang dapat diperluas
dengan kata lebih, paling, sangat, atau mengambil bentuk se-reduplikasi-nya,
adalah kata sifat. Kata ini disebut juga adjektiva, contoh :lebih cermat, agak
membosankan, sangat cantik, semahal-mahalnyalebih bijaksana, paling enak,
sangat mahal, sebaik-baiknyalebih bahagia, tua sekali, sangat pandai,
sejelek-jeleknyapaling menarik, cantik sekali, kurang berharga,
seteliti-telitinyaKata sifat dikatakan berfungsi atributif jika
digunakan untuk menjelaskan kata benda, dan kata sifat tersebut bersama-sama
dengan kata bendanya membentuk frase nominal. Jika digunakan sebagai predikat
sebuah kalimat ia dikatakan berfungsi predikatif Perhatikan contoh
berikut :
(1) Mahasiswa
baru itu sedang mengikuti penataran P4.
(2) Buku
itu baru.
Kata baru
dalam kalimat (1) berfungsi atributif, sedangkan dalam kalimat (2)
berfungsi predikatif.
4. Kata Tugas
Kata yang berfungsi total, memperluas atau
mentransformasikan kalimat dan tidak dapat menduduki jabatan-jabatan utama
dalam kalimat, seperti kata dan, di, dengan, dll. dikelompokkan ke dalam
kelas kata tugas. Yang termasuk kata tugas ialah :
(1) Kata depan atau preposisi : di, ke, dari
(2) Kata hubung atau konjungsi : dan, atau, karena, dengan
(3) Kata sandang atau artikula : si, sang, para, kaum
(4) Kata keterangan atau adverbia : sangat, selalu, agak, sedang,
secepat-cepatnya
1. Ciri - ciri Kata Tugas
(1) Kata depan atau preposisi : di, ke, dari
(2) Kata hubung atau konjungsi : dan, atau, karena, dengan
(3) Kata sandang atau artikula : si, sang, para, kaum
(4) Kata keterangan atau adverbia : sangat, selalu, agak, sedang,
secepat-cepatnya
1. Ciri - ciri Kata Tugas
a.
Tidak dapat
berdiri sendiri sebagai tuturan yang bebas.
b. Tidak, pernah
mendapat imbuhan atau mengalami afiksasi.
Perhatikan, kata ke, dari, di, tetapi, telah, akan, dsb., tidak mengalami afiksasi !
Perhatikan, kata ke, dari, di, tetapi, telah, akan, dsb., tidak mengalami afiksasi !
c. Berfungsi
menyatakan makna gramatikal kalimat. Sebuah kalimat akan berubah artinya jika
kata tugasnya diganti dengan kata tugas yang lain. Perhatikan contoh di bawah
ini :
a. Herman
sedang mandi
b. Herman sudah
mandi
c. Herman belum
mandi
d. Herman akan
mandi
e. Herman
selalu mandi
f. Herman
pernah mandi
d.
Jumlah kata
tugas hampir tidak, berkembang karena sifat keanggotaannya tertutup. Ini
berbeda sekali dengan kata benda, kata kerja atau kata sifat yang terus
berkembang dan diperkaya oleh kata-kata baru.
C. Fungsi Kata
Tugas
Fungsi kata tugas ialah untuk menperluas atau menyatakan hubungan unsur-unsur kalimat dan menyatakan makna gramatikal atau arti struktural kalimat tersebut. Secara terinci kata tugas berfungsi untuk menunjukkan hubungan :
Fungsi kata tugas ialah untuk menperluas atau menyatakan hubungan unsur-unsur kalimat dan menyatakan makna gramatikal atau arti struktural kalimat tersebut. Secara terinci kata tugas berfungsi untuk menunjukkan hubungan :
1. arah : di,
ke, dati
2. pelaku
perbuatan : oleh
3. penggabungan
: dan, lagi, pula, pun, serta, tambahan
4. kelangsungan
: sedang, akan, sudah, belum, pernah, sesekali
5. waktu :
ketika, tatkala, selagi, waktu, saat, sejak
6. pemilihan :
atau
7. pertentangan
: tetapi, padahal, namun, walaupun, meskipun, sedangkan
8. pembandingan
: seperti, sebagai, penaka, serasa, ibarat, bagai, daripada, mirip, persis
9. persyaratan
: jika, asalkan,kalau,jikalau,sekiranya, seandainya, seumpama, asal
10. sebab : sebab, karena, oleh karena
11. akibat : hingga, sehingga,
sampai-sampai, sampai, akibatnya
12. pembatasan : hanya, saja, melulu,
sekadar, kecuali
13. pengingkaran : bukan, tidak, jangan
14. peniadaan : tanpa
15. penerusan : maka, lalu, selanjutnya,
kemudian
16. penegasan : bahwa, bahwasanya,
memang
17. derajat : agak, cukup, kurang,
lebih, amat, sangat, paling
18. tujuan : agar, biar, supaya, untuk
19. peningkatan : makin, semakin, kian,
bertambah
20. penyangsian : agaknya, kalau-kalau,
jangan-jangan
21. pengharapan : moga-moga, semoga,
mudah-mudahan, sudilah
22. orangan : sang, si, yang, para, kaum
23. menjelaskan : ialah, adalah, yaitu,
yakni, merupakan
Kata tugas
yang menyatakan hubungan arah di dan ke, yang merupakan kata yang
penuh berdiri sendiri dan dipisahkan dari kata yang mengikuti, sering
dikacaukan dengan prefiks di- dan ke- yang harus digabung dengan
bentuk dasarnya.
Perhatikan perbedaan berikut:
Perhatikan perbedaan berikut:
·
di sini , ke
sini, ditulisi, kedua
·
di sana, ke
samping, dikemukakan, kegemaran
·
di dalam, ke
luar daerah, dikelilingi, kekasih
·
di bawah, ke
Surabaya, dikeluarkan, kedalaman
·
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar