A. PENGANTAR
Deskripsi ialah tulisan yang berusaha memberikan perincian atau melukiskan dan mengemukakan objek yang sedang dibicarakan (seperti orang, tempat suasana, atau hal lain). Dalam menulis deskripsi, setidaknya ada dua hal penting yang perlu kita miliki. Pertama, kesanggupan berbahasa yang kaya akan nuansa dan bentuk. Kedua, kecermatan pengamatan dan ketelitian penyelidikan terhadap objek yang akan ditulis.
Dengan memenuhi kedua persyaratan itu, kita sanggup menggambarkan objek tulisan ke dalam rangkaian kata-kata yang penuh arti dan tenaga, sehingga pembaca dapat menerimanya dan seolah-olah melihatnya, mendengarnya, menciumnya, atau merasakannya. Pilihan kata yang tepat dapat melahirkan gambaran yang hidup dan segar dalam imajinasi pembaca.
B. MACAM DESKRIPSI
Tulisan jenis deskripsi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu deskripsi sugestif dan deskripsi teknis (deskripsi ekspositoris).
1. Deskripsi Sugestif
Deskripsi sugestif yaitu deskripsi yang bertujuan membangkitkan daya khayal, kesan atau sugesti tertentu, seolah-olah pembaca melihat sendiri objek (yang dideskripsikan) secara keseluruhan seperti yang dialami secara fisik oleh penulisnya. Ini diusahakan penulis dengan memindahkan kesan-kesan, hasil pengamatan, dan perasaannya kepada pembaca. Di samping itu, penulis juga menyampaikan sifat dan semua perincian wujud yang dapat ditemukan pada objek (yang akan ditulis). Jadi, deskripsi sugestif berusaha menciptakan penghayatan terhadap objek melalui imajinasi pembaca.
Objek yang dapat ditulis menjadi deskripsi sugestif tidak hanya terbatas pada apa yang dapat diserap oleh pancaindra (dilihat, didengar, dicium, dirasa, atau diraba). Hal lain, misalnya perasaan karena ketakutan, kecemasan, keengganan, kejijikan, cinta, terharu, benci, dan dendam juga dapat ditulis ke dalam deskripsi sugestif. Suasana dan keadaan dalam suatu peristiwa, bahkan apa yang kita pikirkan dan kita rencanakan, bisa pula diungkapkan ke dalam deskripsi sugestif. Berikut ini salah satu contoh deskripsi sugestif yang membicarakan objek tempat.
Kilometer Nol, Sebuah Lambang
Sebuah tugu di ujung sebelah utara Pulau Weh, Aceh, berdiri tegak setinggi delapan meter. Landasannya, beton berteratak mirip tangga bersusun lima, dengan panjang dan lebar sekitar enam meter. Tentu itu terletak di sebuah semak belukar di bilangan Jaboi, Kotamadya Sabang.
Itulah Kilometer Nol Indonesia. Berada di tugu itu, terasa sesuatu merayap di kalbu, perasaan keindonesiaan. Lagu patriotik Dori Sabanq Sampai Merauke seakan-akan terngiang-ngiang di telinga. Kita sedang menginjak setapak tanah di ujung paling barat Nusantara.
Lambang Garuda begitu megah bertengger di puncak tugu. Di bawah kaki Sang Garuda, ada relief yang melukiskan untaian zamrud kepulauan di Indonesia. Memang, sempat timbul tanda tanya, apakah Kilometer Nol ini benar menjadi ukuran pasti dimulainya bentangan jalan raya dari uiung barat Indonesia ke timur. Akan tetapi, berada di titik itu, slogan Sabang-Merauke tiba-tiba menjadi sangat bermakna.
Dari titik nol kilometer ini, jalan hanya selebar tiga meter. Itu pun hanya permukaan sekitar dua meter yang kelihatan, selebihnya tertutup semak belukar. Sulit dibayangkan, jika ada kendaraan dua arah berada di atas jalur itu. Jarak Kilometer Nol ke kota Sabang adalah 22,5 km. Lalu, dari Sabang terbentang lagi jarak 28 mil laut atau hampir 52 km dan tiga jam perjalanan feri ke ujung utara daratan Sumatera.
Jalan menuiu Kilometer Nol, hampir tak berbicara sebagai sebuah jalan raya. Kilometer Nol pun seakan-akan tak berbicara sebagai tanda kilometer di tempat lain. Bahkan pualam bertuliskan "KM 0" telah dicopot tangan-tangan jahil. Sedangkan tubuh tugu yang kesepian itu tak pernah dihiraukan sebagai tanda kilometer jalan raya. Akan tetapi, dalam keheningan belukar di Jaboi, di bawah bola-bola awan yang keperakan, di sela-sela deburan ombak, tugu itu tetap tegar sebagai sebuah lambang yang berbicara tentang kesatuan Indonesia. (Sumber: Kompas, 15 Maret 1987)
2. Deskripsi Teknis
Deskripsi teknis yaitu deskripsi yang bertujuan memberikan identifikasi atau informasi objek, sehingga pembaca dapat mengenalnya bila bertemu atau berhadapan dengan objek itu. Karena sifatnya yang hanya bertujuan menyampaikan informasi teknis, deskripsi jenis ini memerlukan ketepatan informasi mengenai objek yang tengah digarap. Deskripsi teknis tidak berusaha menciptakan kesan atau imajinasi pada pembaca. Deskripsi teknis sekadar berusaha menanamkan pengertian seseorang tentang suatu hal.
Seluruh objek yang dapat diinformasikan secara teknis dapat ditulis ke dalam deskripsi teknis, seperti pesawat terbang, bahasa, pertanian, pertambangan, industri, koperasi, irigasi, teknologi modern, pendidikan, dan kesenian. Berikut ini contoh deskripsi teknis.
Tentang Agroindustri
Salah satu sektor yang mempunyai arti strategis dalam Pembangunan Nasional Jangka Panjang adalah pengembangan sektor agroindustri. Agroindustri adalah kegiatan industri yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan pertanian serta jasa bagi kegiatan tersebut.
Titik berat Pembangunan Jangka Panjang adalah pembangunan ekonomi dengan sasaran utama mencapai keseimbangan antara bidang pertanian dengan bidang industri yang kuat ditunjang oleh pertanian yang tangguh, yang dapat membawa perubahan fundamental dalam struktur perekonomian Indonesia, sehingga produksi nasional yang berasal dari sektor di luar pertanian merupakan bagian yang makin besar dan akhirnya menjadi tulang punggung perekonomian.
Industri yang kuat adalah industri yang strukturnya kukuh dan berakar pada kemampuan sumber daya alam yang dimiliki dan yang dapat menjelmakon kaitan ke depan, ke samping, dan ke belakang dengan industri lainnya. Pertanian yang tangguh adalah yang mampu menyediakan baban baku hasil pertanian dalam jumlah, mutu, dan waktu yang dapat mendorong pertumbuhan industri.
Dengan demikian, sektor agroindustri merupakan mata rantai penghubung antara sektor pertanian dan sektor industri. Pengembangan sektor agroindustri di samping mempunyai arti strategis dalam kerangka Pembangunan Nasional Jangka Panjang juga dapat meningkatkan daya serap tenaga kerja dengan membuka spektrum baru lapangan kerja yang luas dan beragam, baik formal maupun nonformal.
Ruang lingkup agroindustri yang luas memungkinkan tenaga kerja informal bisa diserap lebih banyak. Agroindustri meliputi industri pengolahan hasil pertanian, industri peralatan dan mesin pertanian serta industri jasa pertanian. lndustri pengolahan hasil pertanian mempunyai lima subsektor, yaitu: Industri pengolahan tanaman pangan, perkebunan, hasil hutan perkebunan, dan peternakan. Industri peralatan dan mesin pertanian mencakup industri peralatan dan mesin pertanian budidaya serta pengolahan. Industri jasa sektor pertanian meliputi perdagangan, konsultasi, dan komunikasi. (Sumber: Suara Karya, 6 Mei 1985)
C. PENDEKATAN DESKRIPTIF
Bagaimana cara penulis meneropong atau melihat objek yang akan ditulis, dan sikap apa yang harus diambil agar penulis dapat menggambarkan objek secara tepat, merupakan pendekatan deskriptif Ini dapat ditempuh melalui tiga macam cara.
Pertama, melalui pendekatan realistis. Dengan pendekatan ini, objek yang tengah diamati harus dituliskan seobjektif-objektifnya. Artinya, objek yang tengah diamati harus dilukiskan sesuai dengan keadaan yang nyata. Perincian-perincian dan perbandingan antara satu bagian dengan bagian yang lain, harus dipaparkan sedemikian rupa sehingga tampak seperti dipotret
Kedua, melalui pendekatan impresionistis. Dengan pendekatan ini penulis menggambarkan atau melukiskan objek secara subjektif. Artinya, objek yang akan digambarkan atau dilukiskan dikemukakan oleh penulis secara bebas dan berdasarkan penafsirannya saja. Penulis harus menyeleksi bagian-bagian yang diperlukan dari kenyataan-kenyataan yang hendak dideskripsikan secara cermat.
Ketiga, melalui pendekatan sikap penulis. Dengan pendekatan ini akan terlihat bagaimana sikap penulis terhadap objek yang akan digambarkan atau dilukiskan. Penulis dapat mengambil salah satu sikap, seperti masa bodoh, bersungguh-sungguh dan cermat seenaknya, dan sebagainya. Sikap-sikap ini berhubungan pula dengan tujuan yang akan dicapai penulis, sifat objek, dan orang yang membaca deskripsinya.
D. LANGKAH-LANGKAH MENULIS DESKRIPSI
Menulis deskripsi memerlukan langkah-langkah atau tahapan. Langkah yang pertama hingga langkah yang terakhir merupakan satu rangkaian yang harus diperhatikan dan perlu dikerjakan secara taat asas. Tahapan atau langkah-langkah yang dimaksud adalah sebagai berikut
1. Menetapkan Tema Tulisan
Langkah yang pertama ialah menetapkan tema tulisan. Tema tulisan yaitu gagasan, persoalan, masalah, atau ide yang akan kita kemukakan dalam tulisan. Karena tulisan yang hendak kita kembangkan berbentuk deskripsi, tema tulisan tentu berupa objek yang akan kita tulis itu. Misalnya, kita hendak menulis deskripsi sugestif tentang kegiatan yang terdapat di sekolah. Karena tema ini terlalu luas maka perlu dipersempit atau dibatasi. Dari sini dapat ditetapkan beberapa tema kecil, seperti upacara bendera, pergelaran seni, atau pertandingan olahraga.
Contoh lain ialah jika kita hendak menulis deskripsi sugestif tentang sejarah perjuangan pahlawan nasional. Dari sini dapat ditentukan tema kecilnya, umpamanya tokoh Cut Nyak Dien, Teuku Umar, Sisingamangaraja, Imam Bonjol, M. Husni Thamrin, Dewi Sartika, Pangeran Diponegoro, dan lain-lain..
Contoh lain lagi ialah jika kita hendak menulis deskripsi sugestif berupa tempat bersejarah yang terdapat di sekitar tempat tinggal kita (masih satu kecamatan, satu kabupaten, atau satu provinsi). Objeknya dapat berupa candi, masjid, gereja, istana, makam, benteng, tugu, atau bekas peninggalan bersejarah lainnya.
Seandainya kita hendak menulis deskripsi teknis tentang hasil pertanian, objek tulisan bisa berupa padi, kelapa, teh, kopi, anggur, dan lain-lain. Jika deskripsi teknis itu menggarap tema hasil tambang, objek tulisan dapat berupa batu bara, emas, minyak tanah, tembaga, nikel, dan lain-lain.
2. Menetapkan Tujuan Tulisan
Langkah yang kedua ialah menetapkan tuiuan kita menulis deskripsi. Dengan menulis deskripsi maka tujuan yang hendak dicapai ialah memberikan gambaran dan rincian suatu objek kepada pembaca. Jika yang - kita tulis berbentuk deskripsi sugestif maka tujuan menulis ialah berusaha menciptakan penghayatan melalui imajinasi pembaca terhadap objek tertentu. Akan tetapi, jika yang kita tulis itu berbentuk deskripsi teknis maka tujuan menulis ialah berusaha menanamkan pengertian kepada pembaca terhadap objek tertentu dengan cara memberikan identifikasi dan informasi mengenai objek tersebut Umpamanya kita hendak menulis deskripsi sugestif tentang jalannya upacara penaikan bendera di sekolah. Tujuan kita menulis ialah memberikan gambaran kepada pembaca tentang jalannya upacara penaikan bendera agar pembaca dapat menghayatinya.
Jika kita hendak mentilis deskripsi sugestif tentang sejarah perjuangan pahlawan Cut Nyak Dien maka tujuan kita menulis ialah memberikan gambaran kepada pembaca tentang sejara,i perjuangan Cut Nyak Dien agar pembaca dapat menghayatinya.
Jika kita hendak menulis deskripsi teknis tentang hasil bumi kelapa maka tujuan kita menulis ialah memberikan identifikasi dan informasi mengenai kelapa kepada pembaca agar pembaca tahu dan mengenalnya.
3. Mengumpulkan Bahan Tulisan
Langkah yang ketiga ialah mengumpulkan bahan tulisan. Bahan-bahan tulisan dapat diperoleh melalui berbagai macam cara, di antaranya ialah dengan mengadakan pengamatan dan peninjauan langsung terhadap objek yang akan ditulis. Ini adalah cara yang terbaik.
Di samping cara demikian, pengumpulan bahan tulisan juga dapat dilakukan dengan membaca buku, majalah, surat kabar, bahan bacaan lainnya yang memuat gambaran, lukisan, rincian, atau identifikasi dan informasi mengenai objek yang sedang ktia garap dalam tulisan. Cara seperti ini disebut studi bacaan atau studi kepustakaan.
Cara lain lagi yang dapat dikerjakan dalam pengumpulan bahan tulisan ialah melalui wawancara dengan orang-orang yang pernah melihat atau menyaksikan objek tulisan kita. Wawancara dapat pula dilakukan dengan para ahli, pakar, atau orang yang mempunyai autoritas (kewenangan) terhadap objek tulisan.
Melalui cara pengamatan, jika kita hendak menulis deskripsi sugestif tentang upacara penaikan bendera di sekolah, bahan tulisan yang dapat diperoleh dan dikumpulkan adalah waktu upacara, petugas pelaksana upacara, tempat upacara, peserta upacara, pembina upacara, pesan pembina upacara, dan suasana upacara.
Melalui gabungan berbagai macam cara pengumpulan bahan tulisan, jika kita hendak menulis deskripsi teknis tentang industri kertas, bahan-bahan yang dapat diperoleh ialah manfaat kertas, bahan baku industri kertas, pabrik-pabrik kertas, bahan baku baru industri kertas, dan produk lain dari bahan baku baru industri kertas.
4. Menyiapkan Kerangka Tulisan
Langkah yang keempat ialah menyiapkan kerangka tulisan. Kerangka tulisan disusun berdasarkan bahan-bahan yang telah terkumpul. Karena bahan tulisan masih bersifat global atau garis besarnya saja, rincian mengenai bahan tulisan perlu kita buat.
Bahan tulisan yang telah dirinci harus ditentukan pikiran-pikiran yang telah dipilih kemudian disusun dan ditata secara kronologis dengan memperhatikan kesatuan dan kebulatan gagasan. Pikiran-pikiran yang menyimpang sebagai hasil pemilihan bahan tulisan sebaiknya dibuang atau dikesampingkan.
Umpamanya kita hendak menulis deskripsi tentang pelaksanaan upacara penaikan bendera di sekolah dengan bahan-bahan yang telah terkumpul seperti tampak pada langkah ketiga, maka kerangka karangannya tampak seperti berikut ini.
I. Waktu upacaraabendera
a. tepat pukul 07.00
b. siswa berbaris
II. Tempat upacara
a. bertegel dan bersih
b. pohonan dan bunga
III. Petugas pelaksana upacara
a. kebijaksanaan sekolah
b. bertanggung jawab
IV. Peserta upacara
a. para guru
b. para karyawan dan tata usaha
V. Suasana upacara
a. khimad
b. disiplin
VI. Pembina upacara
a. kepala sekolah
b. bapak atau ibu guru
VII. Pesanpembina upacara
a. kewajiban kita
b. rajin belajar
5. Mengembangkan Tulisan
Langkah kelima atau langkah yang terakhir ialah mengembangkan tulisan. Pengembangan tulisan dikerjakan setelah kerangka tulisan atau kerangka karangan disiapkan. Dalam mengembangkan tulisan sebaiknya kita memperhatikan penggunaan ejaan dan tanda baca. Selain itu, pilihlah kata-kata yang tepat dan susunlah kalimat-kalimat yang menarik, bervariasi, dan efektif Singkatnya, pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam pengembangan tulisan.
Pengembangan pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas menjadi kalimatkalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas, juga harus diperhatikan. Penempatannya pun perlu memperoleh perhatian. Kalimat utama dapat ditempatkan di awal alinea, di akhir alinea, atau di awal alinea yang kemudian diulang di akhir alinea.
Jika kita menulis deskripsi tentang pelaksanaan upacara penaikan bendera di sekolah dengan menggunakan kerangka karangan seperti tampak pada langkah keempat, pengembangan tulisannya tampak seperti berikut ini.
Di sekolahku upacara penaikan bendera dilaksanakan pada setiap hari Senin. Tepat pukul 07.00 para siswa turun ke lapangan. Setelah para siswa berbaris rapi, upocara pun dimulai.
Upacara dilaksanakan di lapanqan sekolah. Lapangan itu bertegel dan bersih. Di pinggir lapangan tumbuh rimbun pohonan dan bunga-bunga yang indah.
Secara bergiliran setiap kelas meniadi petugas upacara. Hal ini sudah merupakan kebijaksanaan sekolah agar para siswa belajar berorganisasi. Selain itu, juga bertuluan agar para siswa bertanggung jawab atas tugas-tugas yang diberikan oleh sekolah.
Seluruh pelajar denqan sendirinya menjadi peserta upacara. Di samping itu, para guru dan para karyawan tata usaha juga menjadi peserta upaccra.
Suasana upacara berlangsung tertib. Seluruh peserta upacara dengan khidmat mengikuti upacara. Para siswa juga menunjukkan disiplin yang tinggi selama mengikuti upacara.
Setiap upacara berlangsung selalu hadir pembina upacara. Biasanya yanq menjadi pembina upacara ialah kepala sekolah. Akan tetapi, jika kepala sekolah berhalangan hadir, bapak atju ibu guru dapat tampil sebagai pembina upacara.
Yang selalu kuingat jika mengikuti upacara ialah pesan pembina upacara. Isinya antara lain ialah bahwa penyelanggaraan upacara penaikan bendera merupakan kewajiban kita dalam menghormati kedaulatan negara dan jasa para pahlawan. Kecuali itu, para pelajar juga diimbau agar rajin belajar.
Setelah pengembangan kerangka karangan menjadi karangan selesai dikerjakan, kita tinggal memilih dan menentukan judul yang sesuai. Memang, judul karangan dapat kita buat setelah kita selesai mengembangkan tulisan. Dengan memperhatikan tema tulisan, judul yang sesuai adalah "Upacara Penaikan Bendera di Sekolahku".
E. RANGKUMAN
1. Deskripsi ialah tulisan yang berusaha memberikan perincian atau tulisan yang melukiskan dan mengemukakan objek yang sedang dibicarakan (orang, tempat, suasana, atau hal lain).
2. Ada dua macam deskripsi, yaitu deskripsi sugestif dan deskripsi teknis (deskripsi ekspositoris).
3. Deskripsi sugestif ialah deskripsi yang berusaha membangkitkan daya khayal, kesan atau sugesti tertentu, seolah-olah pembaca melihat sendiri obiek yang dideskripsikan secara keseluruhan seperti yang dialami secara fisik oleh penulisnya.
4. Deskripsi teknis ialah deskripsi yang bertujuan memberikan identifikasi dan informasi objek, sehingga pembaca dapat mengenalnya bila bertemu atau berhadapan dengan objek tersebut
5. Ada tiga macam pendekatan dalam menulis deskripsi, yakni pendekatan realistis, pendekatan impresionistis, dan pendekatan sikap penulis.
6. Dalam pendekatan realistis, penulis melukiskan objek secara objektif
7. Dalam pendekatan impresionistis, penulis melukiskan objek secara subjektif
8. Dalam pendekatan sikap penulis, penulis melukiskan objek dengan menggunakan sikapnya.
9. Ada dua hal penting yang harus dikuabai jika kita hendak menulis deskripsi. Pertama, kesanggupan berbahasa. Kedua, kecermatan pengamatan dan ketelitian penyelidikan terhadap objek yang akan ditulis.
10. Ada lima langkah yang harus dikerjakan jika kita hendak menulis deskripsi, yakni menetapkan tema tulisan, menetapkan tujuan tulisan, mengumpulkan bahan tulisan, menyiapkan kerangka tulisan, dan mengembangkan tulisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar